Menulislah Untuk Keabadian (Pram)

esse es percipi

Foto saya
Padang, Sumatera Barat, Indonesia
not a girl,not a woman yet....

Sabtu, 08 November 2008

Pasca Pengumuman SPMB

Tidak lulus SPMB bukanlah akhir dunia, karena lulus SPMB sekalipun bisa jadi adalah neraka

Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) digelar 4-5 Juli 2007, sebagai salah satu pintu penerimaan mahasiswa baru untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Mulai dari tanggal 3 Agustus 2007 hasil SPMB telah dapat diakses baik di Internet maupun di media massa .
Selamat bagi mereka ynag lulus SPMB. Berhasil menduduki salah satu bangku PTN melalui SPMB adalah sebuah prestasi tersendiri, Bagaimana tidak? Satu orang yang berhasil menyingkirkan puluhan peserta lain untuk jurasan yang sama-sama mereka pilih, bukanlah pekerjaan mudah.
Beberapa hal yang kerap dikaitkan dengan lulus SPMB adalah usaha, strategi dan keberuntungan. Jumlah soal SPMB yang terdiri dari masing-masing 25 soal untuk Kemampuan Dasar (KD) yang terdiri dari soal Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika. Sistem penilaian plus 4 untuk soal dengan jawaban benar dan minus satu untuk jawaban salah, juga sangat mempengaruhi. Strategi menjawab banyak soal benar pada KD akan sangat membantu jika nantinya peserta kurang mampu menjawab soal kemampuan IPA/IPS.
Rajin membahas soal adalah kuncinya. Mereka yang menyadari hal ini akan rajin membahas soal baik prediksi maupun soal-soal tahun sebelumnya. Disinilah factor usaha sangat berperan bagi mereka yang lulus SPMB benar-benar karena usaha mereka. Mereka yang menjawab cukup banyak benar pada soal KD dan beberapa soal untuk kemampuan IPA/IPS. Selain itu strategi untuk sekian passing grade ( point yang harus dipenuhi ) harus menjawab benar sekian soal KD dan sekian soal kemampuan IPA/IPS juga mereka pertimbangkan.
Keberuntungan akan terjadi pada mereka tidak terlalu memikirkan strategi , menjawab semua soal yang mereka anggap benar temasuk soal ragu, dan hanya meninggalkan soal yang mereka benar-benar tidak tahu karena belum pernah menemukan materi tersebut sebelumnya. Tidak terpikirkan resiko minus 1 untuk soal yang mereka jawab salah, akan sangat mempengaruhi plus 4 untuk jawaban mereka yang benar.. Jumlah peminat kursi yang mereka perebutkan pun menjadi factor pendukung keberuntungan. Memilih jurusan dengan peminat sedikit pada PTN yang tidak cukup favorit, alhasil inilah mereka yang ‘ beruntung’ lulus SPMB.
Sedangkan beberapa hal dibalik tidak lulus SPMB adalah not well prepare ( kurang persiapan), kurang strategi, kesalahan teknis dan mental.
Kurang membahas soal-soal tahun sebelumnya adalah factor yang sangat mempengaruhi tidak lulusnya peserta SPMB. Karena soal yang dimunculkan pada SPMB setiap tahunnya, sebagian besar adalah pengulangan soal yang pernah keluar pada SPMB sebelumnya, termasuk Sipenmaru dan UMPTN.
Kurang atensi diri termasuk kurangnya strategi adalah faktor kedua. Kurang mengukur kemampuan , minat dan bakat diri sendiri juga mempengaruhi untuk tidak lolos seleksi. Untuk kemampuan seorang sastrawan memaksakan diri memasuki Fakultas Kedokteran adalah kesalahan fatal.
Kesalahan teknis, tidak terbacanya lembar jawaban ABO, kesalahan pengisian kode, dll tidak jarang juga menjadi alasan tidak lolosnya peserta SPMB. Mental yang tidak siap untuk mengahadapi ‘dua hari yang menentukan’, juga menjadi factor kegagalan. Datang terlambat saat ujian, mengetahui bahwa ia meinta jawaban pada peserta yang berbeda kode, ditegur pengawas,dll dapat mengganggu kesiapan mental dalam menjawab soal dengan baik.
Selain itu rating soal SPMB yang berbeda dari soal UN/ UAS dan tidak jarang keluar dari kurikulum yang ditetapkan, menambah deretan factor gagalnya peserta SPMB menembus PTN.
------
Tidak lulus SPMB bukanlah akhir dunia karena lulus SPMB sekalipun bisa jadi adalah neraka. There is no perfect job.
Segelintir kisah dari beberapa sahabat. Beberapa sahabat penulis yang yang berhasil menembus Fakultas Kedokteran melalui SPMB masing-masing adalah juara umum sekaligus Pemenang I dan Pemenang II olimpiade Matematika tingkat Kota 2004, Finalis Lomba Biologi tingkat SMA se Sumatera Barat sekaligus pemenang I olimpiade Biologi tingkat Kota 2004 dan beberapa sahabat lain dengan prestasi setara The right person at the right place. Mereka yang lulus pada pilihan yang dianggap jurusan terfavorit sepanjang masa. Mereka lulus sesuai dengan prestasi minat, bakat kemampuan dan usaha mereka Namun tidak semulus jalan mereka menembus SPMB para pemenang olimpiade sekalipun tetap berkerut ketika menghadapi bahan ujian setebal 5 cm untuk 1 blok( 1blok = 6 minggu ).Belum lagi biaya keperluan kuliah mulai dari peralatan kedokteran sampai buku yang tak jarang bernilai jutaan rupiah.
Sahabat lain yang berhasil menembus SPMB adalah seorang sahabat yang tergolong ‘sedang’ semasa SMA. Tidak pernah terlalu menonjol dengan prestasi apapun walaupun juga tidak pernah mendapat nilai merah untuk raportnya. Ia berhasil mendapatkan sebuah kursi di Universitas terfavorit di Indonesia , Universitas Indonesia , dijurusan yang cukup favorit. Lain lagi dengan seorang sahabat yang lulus SPMB pada pilihan pertamanya di PT yang diinginkannya. Teknik Elektro Universitas Andalas. Namun kenyataan Colour Blind ( buta warna ) yang baru diketahuinya saat pendaftaran ulang membuat lulus SPMB menjadi tak berarti apa-apa untuknya. Usaha yang dilakukannya mati-matian adalah sia-sia baginya
Tidak lulus SPMB bukanlah akhir dunia. Tidak lulus SPMB tidak sama dengan bodoh. Tidak sedikit teman-teman yang berprestasi sangat cemerlang di SMU tidak berhasil menduduki kursi yang diinginkannya.
Namun sekali lagi tidak lulus SPMB bukanlah akhir segalanya.
Seorang sahabat lain yang tidak berhasil lulus SPMB untuk semua pilihannya padahal rata-rata nilai raport yang didapatkannya selalu berada diatas standard. Kecewa memang melihat teman-teman lain yang lulus, yang mungkin memiliki rata-rata nilai dibawahnya. Namun keputusannya menimba ilmu di salah satu Akademi Keperawatan, menghantarkannya menjadi mahasiswa dengan IP tertinggi diangkatannya dan menjadi symbol penerimaan kap pada saat pengambilan sumpah.
Tidak lulus SPMB juga menghantarkan beberapa sahabat lain menjadi akademisi diberbagai bidang seperti kepolisian. Berbagai Sekolah Tinggi berikatan dinas seperti Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS), Sekolah Tinggi Tansportasi Darat (STTD), Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN) dll turut menghantarkan beberapa sahabat lain yang tidak lulus SPMB menuju cita-cita mereka dengan jalan yang lebih konkrit dan jelas.
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang berkualitas dengan biaya yang tidak lagi mencekik juga telah banyak tersedia untuk melanjutkan cita-cita mereka yang terhambat oleh tidak lulusnya SPMB.
SPMB hanya salah satu jalan menuju kesuksesan dan cita-cita masa depan. Dimanapun kita berada sekarang, lulus atau tidak lulus SPMB, pada pilihan 1,2 atau ke 3, PTS, akademi,dll, percayalah ini yang terbaik yang diberikan Yang Maha Kuasa kepada kita. Tidak ada jurusan yang tidak bagus. Tergantung yang menjalaninya. Setelah usaha dan doa keras yang kita lakukan sebelumnya, inilah yang terbaik untuk kita. Sekalipun tidak sesuai dengan keinginan kita. Karena keinginan kita sekalipun belum tentu yang terbaik untuk kita.
Just do the best! Kini cukup lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan dengan yang ada pada kita sekarang. Tidak sedikit komentar puas setelah beberapa lama menjalaninya. Sedikit penyesuaian akan membuat kita kembali nyaman dengan pilhan ini. Semoga!

Tidak ada komentar: